*semua yang saya tulis dibawah ini tidak memiliki tujuan untuk sombong dan sebagainya hanya sekedar sharing saja*
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama-tama saya ingin mengucapkan minal aidin wal faidzin
mohon maaf lahir dan batin!! Semoga semua kekurangan dan kesalahan kita semua
termaafkan dan semoga amal ibadah yang telah kita jalani selama bulan Ramadhan
diterima oleh Allah SWT dan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah. Disini saya mau
sedikit sharing pengalaman saya selama bulan Ramadhan kemarin. Sebelumnya,
selama sebulan terakhir saya off ngeblog karena ceritanya mau niat ibadah
sungguh-sungguh (niatnya). Di bulan Ramadhan kali ini memang saya rencanakan
untuk menjalani amalan-amalan secara full. Beberapa hal yang saya targetkan
pada bulan Ramadhan kali ini diantaranya, pertama, saya tidak akan mengikuti
berbagai kegiatan bukber-bukber club yang menjadi tradisi wajib bulan ramadhan
terutama bagi anak muda. Bukankah bagus untuk menyambung tali silaturahmi? Ya,
betul. Lalu kenapa saya menghindari bukber-bukber club? Karena biasanya saat
kita mengikuti bukber-bukber club, kita, mmm maksudnya saya, akan lupa waktu
dan pada akhirnya kita akan melewatkan sholat tarawih di Masjid. Nah ini
berhubungan dengan target saya yang berikutnya. Rencananya saya ingin melaksanakan
sholat tarawih di Masjid dari hari pertama hingga hari terakhir dan berkat
menjadi anti bukber bukber club, alhamdulillah target saya tercapai :D. "No
Sacrifice no Victory". Begitulah kira-kira. Memang sesuatu yang biasa dan hukumnya pun tidak
wajib. Namun ada kebanggaan tersendiri
yang saya dapatkan untuk itu. Karena untuk pertama kalinya saya dapat
melaksanakan sholat tarawih secara full. Biasanya tidak pernah full karena satu
dan lain hal. Mmm sebenarnya cuma satu hal sih, hehe (malass:v). Merupakan sebuah
kemajuan bagi saya sekaligus pencapain terjauh saya untuk bulan ramadhan,
meskipun terkadang mengantuk atau kurang khusyu dalam menjalaninya,
semoga dapat diterima dan mendapat pahala yang sesuai, aamiin. Target berikutnya
adalah menghatamkan Al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Kenapa? Karena seingat
saya, dari pertama saya mengaji hingga saat ini, saya hanya pernah satu kali
hatam (kira-kira saat saya kelas 4 SD :v). Menyedihkan memang ;v. Dan akhirnya
saya pun gagal ;v. Pada sepuluh hari
pertama semua berjalan lancar. Saya biasanya membaca sebanyak sepuluh lembar
setelah sholat shubuh, dzuhur, dan asar. Nah, pada 10 hari berikutnya saya
mulai kehilangan semangat dikarenakan berbagai alasan yang saya buat sendiri
hehe, dari mulai lelahnya tubuh, mengantuk, dan lain-lain. Awalnya
menunda-nunda hingga akhirnya mulai tiada. Dari yang awalnya 10 lembar
berkurang menjadi 5 lembar, berkurang lagi menjadi 3 lembar, kemudian dari 3
kali sehari membaca, berkurang menjadi sekali bahkan terkadang tidak membaca. Hingga
pada hari ke 29 saya hanya mendapat 16 juz saja. Tapi bagaimanapun saya sangat
bersyukur dan tetap akan melanjutkan setelah ramadhan berakhir. Ini merupakan
pencapain baru yang semoga pada ramadhan berikutnya dapat memotivasi agar lebih
ditingkatkan semangat mengaji’nya. Itulah beberapa target yang saya lakukan
selama bulan Ramadhan kali ini. Semoga kita semua dapat melaksanakan ibadah yang lebih baik untuk hari-hari selanjutnya.
Tak terasa sebulan pun berlalu. Singkat cerita, 1 syawal 1440
Hijriyah pun ditetapkan pada hari rabu, 5 Juni 2019. Kumandang takbir pun tak
henti disuarakan, rasa bahagia dan sedih (karena meninggalkan bulan Ramdhan)
pun bercampur haru. Kata maaf dan dan pelukan menjadi alat pelampiasan. Ada yang
memaafkan, ada yang dimaafkan. ada juga yang berusaha memaafkan meski tidak sepenuhnya
termaafkan. Tidak semuanya mesti termaafkan. Beberapa hal memang tercipta untuk
tidak dilupakan. Sebagai pengingat untuk terus melangkah ke depan. Ada yang
berkumpul ramai-ramai hingga yang pulang sendirian. Tidak apa, Selama hati dan
pikiran masih saling menguatkan. semoga kita semua menjadi orang-orang yang
kuat serta dapat menjadi pemaaf yang hebat. Mohon maaf atas segala kesalahan
dan kekurangan. Semoga kita bisa berjumpa pada Ramadhan berikutnya. Jabat erat.
Peluk hangat dari jauh. Saya Ariq Ibnu, sampai jumpa!!
“jangan belajar untuk langsung berlari sesaat, jatuh lalu
berhenti. Belajarlah berjalan hingga bisa berlari. Silahkan terjatuh. Lalu bangkit
untuk memulai kembali.”